Dengan kuku kuku besi kuda membelah perut bumi
Bulan berkhianat gosok gosokkan tubuhnya
Di pucuk pucuk para
Mengepit kuat kuat lutut penunggang perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang
Segenap warga desa mengepung hutan itu
Dalam satu pusaran pulang balik atmo karpo
Mengikut bulan benita dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah
di bahu kiri
Satu demi satu yang maju tersadap darahnya
Penunggang baja dan kuda mengkat kaki muka
-nyawamu barang pasar, hai orang orang bebal
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa
Majulah Joko Pandan ! dimaana ia?
Hanya ia karena padanya seorang kukandung dosa
Anak panah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo karpo masih tegak, luka tujuh liang
-Joko Pandan, dimana ia?
Hanya padanya seorang kukandung dosa
Bedah perutnya tapi masih setan ia!
Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala
-Joko Pandan, dimana ia?
Hanya padanya seorang kukandung dosa
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
Segala menyibak, bagi derapnya kuda hitam
Ridla dada, bagi derunya dendam yang tiba
Pada langkah pertama keduanya sama baja
Pada langkah ketiga rubuhlah atmo karpo
Panas luka luka, terbuka daging kelopak kelopak angkasa
Malam bagai kedok bopeng oleh luka
Pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah
Joko pandan menegak menjilat darah pedang ia telah membunuh bapaknya
0 komentar:
Posting Komentar